Longsor berat yang sempat melanda kawasan Gunung Jeureula dan Sigeudok, Lamteuba – Kueng Raya, Aceh Besar, beberapa bulan lalu, hingga nyaris terancam putus, ternyata belum juga mendapat respon dari pemerintah, sehingga akhirnya masyarakat dalam kemukiman Lamteuba, turun tangan bergotong-royong mengatasinya.
Hal tersebut disampaikan Imum mukim Lamteuba Bahrun Yunus, melalui media ini, Senin (24/7)
Menurutnya, karena pihak pemerintah mengabaikan penanganannya, akhirnya masyarakat dalam kemukiman Lamteuba, turun tangan bergotong-royong mengatasinya.
Ia menyebut sudah 5 bulan lebih kondisi jalan di lintasan Krueng Raya- Lamteuba, tersebut longsor parah dan tak mendapat perhatian pemerintah.
Lanjutnya, karena dikhawatirkan bertambah parah dan putusnya hubungan kedua wilayah itu, maka pihaknya sepakat dengan masyarakat delapan gampong bergotong royong memperbaiki.
Longsor di kawasan Gunung Jeureula dan Sigeudok, Lamteuba – Kueng Raya, Aceh Besar.
“Mereka menyewa alat berat untuk memperbaiki jalan tersebut, agar ekonomi dan proses pendidikan serta gerakan sosial lain dapat terpelihara,” ujar Bahrum, didampingi tokoh masyarakat Lereng Gunung Seulawah, Hamdani dan Fakri.
Sementara itu, Rektor Unida Prof Dr Syafei Ibrahim yang memiliki Kampus Alam di Lamteuba, menyatakan rasa bangga atas aksi spontan warga Lamteuba memperbaiki jalan ketika pihak pemerintah merasa lamban dalam penanganannya.
Didampingi warek 3 Dr Bustamam Ali, rektor Unida ikut menjadi donasi dalam gerakan gotong royong tersebut. “Kita minta agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki kondisi jalan dikawasan itu yang terancam putus hubungan kedua wilayah itu,” papar Prof Syafei Ibrahim, serius.
Selanjutnya, tokoh masyarakat Lamteuba, Drs Hamdani menambahkan, kemukiman Lamteuba saat ini memiliki penduduk sekitar 8.300 jiwa dalam 8 Gampong, yakni Lamteuba Drou, Blang Tingkeum, Ateuk, Lam Apeng, Meurah, Lambada, Lampante dan gampong Pulo.
“Saat ini Lamteuba memiliki 3 SD, 1 MIN, SMP, dan SMA, serta 6 Peusantren,” tutup Hamdani.